Pernyataan ini bertujuan untuk meningkatkan
relevansi, keandalan, dan daya banding dari informasi yang
disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya
mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Pernyataan ini mengatur prinsip dan persyaratan
tentang bagaimana pihak pengakuisisi (acquirer):
(a) mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya
aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil-alih dan kepentingan nonpengendali dari pihak
yang diakuisisi (acquiree);
(b) mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh
dari kombinasi bisnis atau keuntungan dari pembelian
dengan diskon; dan
(c) menentukan jenis informasi yang diungkap untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi
sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis.
Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan metode akuisisi.
Penerapan metode akuisisi mensyaratkan:
(a) Pengidentifikasian pihak pengakuisisi;
(b) Penentuan tanggal akuisisi;
(c) Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang
(b) Penentuan tanggal akuisisi;
(c) Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang
diperoleh, liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan
liabilitas non pengendali;
(d) Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan pembelian diskon.
Secara poin utama dari PSAK ini, ada beberapa syarat untuk melakukan kombinasi busnis (Akuisisi, Merger maupun Konsolidasi) antara Induk dan Anak (entitas non-pengendali), yaitu;
(a). Nilai Investasi Netto dari Anak Perusahaan (Aset- Liabilitas) dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal transaksi.
(b). Hitung biaya- biaya (cost) yang dikeluarkan oleh Induk untuk melakukan kombinasi bisnis tersebut. Contohnya: Penerbitan saham, pemberian kas dan biaya-biaya lain terkait transaksi kombinasi bisnis.
(c). Hitung selisih antara Nilai Investasi Netto dan Cost yang dikeluarkan, apabila Cost > daripada Nilai Investasi Netto , maka terdapat Goodwill positif dan dicatat disisi debit (dr) dan apabila Cost < daripada Nilai Investasi Netto , maka terdapat Goodwill Negatif (Pembelian dengan diskon) dan dicatat disisi credit sebagai akun keuntungan akibat kombinasi bisnis (cr). Ketentuan ini dipersyaratkan oleh PSAK No 22 (Revisi 2010) sebagai pengganti PSAK sebelumnya.
(d). Apabila ada penurunan akan Goodwill, maka Goodwill akan diturunkan sebesar nilai yang dapat direalisasikan (Recoverable Amount).
Untuk lebih memperdalam, perhatikan contoh dibawah ini:
Perhitungan Nilai Wajar Imbalan yang Dialihkan
21
22 CI04. Sebagai akibat Entitas A (entitas induk secara
23 hukum, pihak yang diakuisisi secara akuntansi) menerbitkan
24 150 saham biasa, pemegang saham Entitas B memiliki 60%
25 saham yang diterbitkan entitas hasil penggabungan (yaitu 150
26 dari 250 saham yang diterbitkan). Sisa 40% dimiliki pemegang
27 saham Entitas A. Jika kombinasi bisnis dilakukan dalam bentuk
28 Entitas B menerbitkan tambahan saham biasa kepada pemegang
29 saham Entitas A sebagai pertukaran dengan saham biasa mereka
30 di Entitas A, maka Entitas B harus menerbitkan 40 saham agar
31 rasio kepentingan kepemilikan pada entitas hasil penggabungan
32 tetap sama. Pemegang saham Entitas B akan memiliki 60 dari
33 100 saham yang diterbitkan oleh Entitas B – 60% pada entitas
34 hasil penggabungan. Sebagai hasilnya, nilai wajar imbalan
35 yang secara efektif dialihkan oleh Entitas B dan kepentingan
36 kelompok usaha pada Entitas A sebesar Rp1.600 (40 lembar
37 saham dengan nilai wajar per saham sebesar Rp40).
CI05. Nilai wajar imbalan yang secara efektif dialihkan
2 didasarkan pada ukuran yang paling andal. Dalam contoh
3 ini, harga kuotasi pasar saham Entitas A memberikan dasar
4 yang lebih andal untuk mengukur imbalan yang secara efektif
5 dialihkan daripada nilai wajar estimasian saham Entitas B,
6 dan imbalan diukur dengan menggunakan harga pasar saham
7 Entitas A – 100 saham dengan nilai wajar per saham Rp16.
9 Pengukuran goodwill
CI05. Nilai wajar imbalan yang secara efektif dialihkan
2 didasarkan pada ukuran yang paling andal. Dalam contoh
3 ini, harga kuotasi pasar saham Entitas A memberikan dasar
4 yang lebih andal untuk mengukur imbalan yang secara efektif
5 dialihkan daripada nilai wajar estimasian saham Entitas B,
6 dan imbalan diukur dengan menggunakan harga pasar saham
7 Entitas A – 100 saham dengan nilai wajar per saham Rp16.
9 Pengukuran goodwill
CI06. Goodwill diukur sebagai kelebihan nilai wajar
12 imbalan yang secara efektif dialihkan (kepentingan kelompok
13 usaha pada Entitas A) atas nilai neto aset dan liabilitas
14 teridentifikasi Entitas A yang diakui, sebagai berikut:
15
16
17 Rp Rp
18 Imbalan yang secara efektif 1.600
19 dialihkan (Cost)
20 Nilai neto aset dan liabilitas
21 teridentifikasi Entitas A yang
22 diakui
23 Aset lancar 500
24 Aset tidak lancar 1.500
25 Liabilitas jangka pendek (300)
26 Liabilitas jangka panjang (400) (1.300)
27 Goodwill Positif 300
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian per 30 September
2 20X6
3
4 CI07. Laporan posisi keuangan konsolidasian segera
5 setelah kombinasi bisnis adalah sebagai berikut:
6
9 Aset
10 Aset lancar [Rp700 + Rp500] 1.200
11 Aset tidak lancar [Rp3.000 + Rp1.500] 4.500
12 Goodwill 300
13 Total aset 6.000
15
16 Liabilitas
17 Liabilitas jangka pendek 900
18 Liabilitas jangka panjang 1.500
19 Total liabilitas 2.400
20
21 Ekuitas pemegang saham
22 Saham yang diterbitkan 2.200
23 Saldo laba 1.400
24 Total ekuitas pemegang saham 3.600
25
26 Total liabilitas dan ekuitas pemegang 6.000
27 saham
17 KEUNTUNGAN DARI PEMBELIAN DENGAN
18 DISKON
19
20 Mengilustrasikan konsekuensi pengakuan dan pengukuran
21 keuntungan dari pembelian dengan diskon dengan menerapkan
22 PSAK 22 paragraf 32-36.
23
24 CI45. Contoh berikut ini mengilustrasikan akuntansi
25 untuk kombinasi bisnis dimana keuntungan dari pembelian
26 dengan diskon diakui.
27
28 CI46. Pada 1 Januari 20X5 PP mengakuisisi 80%
29 kepentingan ekuitas PS, entitas tertutup, dengan pertukaran
30 kas sebesar Rp150. Karena pemilik PS terdahulu perlu untuk
31 melepaskan investasi mereka di PS pada tanggal tertentu,
32 mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk memasarkan
33 PS kepada sejumlah pembeli potensial. Manajemen PP pada
34 awalnya mengukur secara terpisah aset teridentifikasi yang
35 diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi
1 sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 22. Aset teridentifikasi
2 diukur sebesar Rp250 dan liabilitas yang diambil-alih diukur
3 sebesar Rp50. PP menugaskan konsultan independen,
4 yang menentukan bahwa nilai wajar dari 20% kepentingan
5 nonpengendali di PS adalah Rp42.
5 nonpengendali di PS adalah Rp42.
6
7 CI47. Jumlah aset neto teridentifikasi PS (Rp200,
8 dihitung dengan Rp250-Rp50) melebihi nilai wajar imbalan
9 yang dialihkan ditambah nilai wajar kepentingan nonpengendali
10 pada PS. Oleh karena itu, PP mengkaji ulang prosedur yang
11 digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur aset yang
12 diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dan untuk mengukur
13 nilai wajar baik kepentingan non pengendali pada PS maupun
14 imbalan yang dialihkan. Setelah kaji ulang tersebut, PP
15 memutuskan bahwa prosedur dan hasil pengukuran telah
16 sesuai. PP mengukur keuntungan dari pembeliannya atas 80%
17 kepentingan sebagai berikut:
18
19
20 Rp
21 Jumlah aset neto teridentifikasi yang diperoleh
22 (Rp250-Rp50) 200
23 Dikurangi:
24 Nilai wajar imbalan yang dialihkan
25 untuk 80% kepentingan PP pada PS 150
26 Ditambah:
27 Nilai wajar kepentingan nonpengen-
28 dali pada PS 42
29 192
30 Keuntungan dari pembelian dengan diskon
31 atas 80% kepentingan 8
CI48. PP akan mencatat akuisisinya atas PS dalam
2 laporan keuangan konsolidasiannya sebagai berikut:
(jurnal yang disusun):
3
4
5 Rp Rp
6 Db. Aset yang dapat diidentifikasi yang
7 diperoleh 250
8 Kr. Kas 150
9 Kr. Liabilitas yang diambil-alih 50
10 Kr. Keuntungan dari pembelian
11 dengan diskon 8
12 Kr. Ekuitas-kepentingan non
13 pengendali pada PS 42